Alkitab India versi terbaru yang diterbitkan oleh gereja Katolik menimbulkan berbagai kontroversi karena didalamnya ada ayat yang berasal dari Bhagavad Gita, sebuah bentuk nyanyian Hindu, dan referensi pengajaran dari Mahatma Gandhi.
Ilustrasi yang terdapat pada Alkitab versi terbaru ini, menggambarkan Yesus, Maria dan Yusuf sebagai penduduk desa India yang miskin. Maria menggunakan sari (pakaian wanita India-Red) yang sangat sederhana dan menggunakan bindi pada kepalanya, sedangkan Yusuf menggunakan sorban dan kain pengikat pinggang.
Hal ini adalah hasil kerja 30 orang sarjana Alkitab India yang mengerjakannya selama 15 tahun, Alkitab bergambar yang berdasarkan "kekayaan kebudayaan dan warisan religius India."
Sekalipun disetujui oleh konfrensi uskup Katolik se India dan diterbitkan oleh komunitas St. Paul, Alkitab tersebut tidak disetujui oleh kaum protestan dan kelompok Kristen lainnya, yang mempercayai bahwa ada penyimpangan dari kebenaran Alkitab didalamnya.
Pastor Vijay Thomas yang mengepalai Kampus Alkitab di Chennaim mengatakan pada Christian Today, "Dengan membuatnya tampil "India" dengan referensi dari kitab Hindu dan sastra besar yang ada, orang tidak akan datang kepada kebenaran. Ini benar-benar bertolak belakang dengan Alkitab yang sebenarnya."
Oswald Gracias, Uskup Katolik Bombay, mempertahankan keberadaan Alkitab versi terbaru itu, dia mengatakan, "Saya yakin pada Alkitab ini, dibuat oleh India dan bagi India, akan membawa firman Tuhan lebih dekat dengan jutaan rakyat India, tidak hanya orang Kristen."
Selain itu ada tambahan pada bagian catatan komentar yang akan menuntun pembaca untuk mengintepretasikan ayat, pada edisi ini juga ada referensi dari literature kuno India yang sangat dikenal seperti kitab Ramayana dan Mahabarata.
Kata-kata yang Yesus ucapkan, yang mengajarkan tentang "harta sorgawi", yang dituliskan di Injil Matius sebagai contoh, dibandingkan dengan pengajaran Bhagavadgita "mengerjakan sendiri pekerjaan untuk menghasilkan kemakmuran, tidak akan membuahkan hasil"
Pengajaran Mahatma Gandhi dan puisi Rabindranath Tagore, peraih Nobel sastra pertama dari Asia, juga menjadi referensi.
Editor umum dari the New Community Bible, Rev.Dr.Augustine Kanachikuszhy, mengakui bahwa menggunakan referensi ayat-ayat Hindu telah menuai banyak kritik.
"Hal ini telah diduga sebelumnya," katanya. "Butuh waktu untuk bisa menerima hal baru ini."
Kanachikuzy masih mempercayai bahwa Alkitab tersebut akan menghasilkan sesuatu yang besar. "Hal ini telah dibuktikan bahwa Alkitab ini sudah dikenal dikalangan komunitas Kristen, dibuktikan dengan terjual lebih dari 15.000 copy hanya dalam 10 hari. Dan sekarang sedang dalam proses cetak ulang tambahnya."
Memahami kebudayaan dan nilai-nilai yang ada dalam suatu bangsa memang akan membantu pemberitaan Injil untuk lebih kontekstual. Namun jika membandingkan antara firman Tuhan dan pengajaran-pengajaran yang ada didunia ini, Rasul Paulus mengatakan, "Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus" (Kolose 2:8).
Sumber : Christian today/VM